Kamis, 25 Februari 2016

ISLAM DAN KULTUR ORGANISASI (ALFIANNOR LUTHFI HASAIN)

ISLAM DAN KULTUR ORGANISASI

Oleh :
ALFIANNOR LUTHFI HASAIN
 21150700000020

Latar Belakang
            Islam merupakan agama Allah yang menjadi hidayah dan rahmat sepanjang masa bagi umat manusia. Ajaran Islam tercantum dalam Al qur’an dan sunnah Nabi yang shohih, yang mana ajaran tersebut berupa perintah, larangan, dan petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam yang diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan secara kaafah maka akan menjamin kesejahteraan hidup baik secara materiil maupun spiritual. Islam secara menyeluruh telah mengatur mengenai aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah umat manusia, sehingga Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna yang diridhai Allah dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Pernyataan di atas merujuk pada firman Allah SWT dalam Al qur’an, yang artinya :
Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
(Q. S. An-Nahl: 89).
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS.Al-Anbiya :107)
Islam sebagai agama yang menjadi hidayah dan rahmat bagi alam semesta, maka segala aspek dalam kehidupan ini tentu tidak luput dari sorotan Islam, termasuk tema yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu mengenai Islam dan kultur organisasi. Islam sangat memperhatikan akan keberadaan sebuah organisasi, dalam al quran surat As-Saff ayat 4 Allah SWT berfirman, yang artinya :                  
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Ayat Al quran di atas terdapat kata shaff yang menurut al-Qurtubi (dalam Ilyas 2014) adalah menyuruh masuk dalam sebuah barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan. Artinya dapat difahami bahwa Islam memberikan petunjuk mengenai pentingnya organisasi untuk mengatur kehidupan agar mampu mencapai suatu tujuan. Terlepas dari pentingnya organisasi menurut Islam, perkembangan dunia saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa peranan organisasi sangatlah menentukan, misalnya perkembangan dunia pada bidang tekhnologi komunikasi, sehingga akses komunikasi dari satu tempat ke tempat yang lain menjadi sangat mudah, hal tersebut dikarenakan adanya sebuah organisasi yang sangat konsen untuk mengambangkan tekhnologi pada bidang komunikasi. Manfaat yang diperoleh dari keberadaan sebuah organisasi tentu sangat berdampak positif bagi kehidupan umat manusia, akan tetapi fakta lain juga menyebutkan bahwa organisasi juga memberikan dampak yang negatif apabila disalah gunakan wewenang dan tujuannya. Kejahatan yang terorganisir akan jauh lebih memberikan kerusakan bagi alam semesta, misalnya penebangan dan pembakaran hutan oleh sekelompok orang yang terorganisir dengan baik, tentu akan memberikan dampak yang sangat signifikan pada kerusakan alam. Hal tersebut sesuai dengan perkataan dari Ali bin Abi Thalib yaitu kebenaran yang tidak diorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir.
Peranan sebuah organisasi tentu sangat dipengaruhi dari kultur yang dibangun dalam organisasi tersebut. Islam sebagai agama yang memberikan hidayah dan rahmat bagi alam semesta tentu telah memberikan arahan agar sebuah organisasi dijalankan dengan cara yang baik dan tepat sesuai dengan panduan al quran dan as-sunnah. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya ketika membangun sebuah organisasi maka idealnya konsep al qur’an harus dijadikan rujukan utama, sehingga kultur di dalamnya menjadi islami dan peranan organisasi tersebut  menjadi rahmat bagi kehidupan sesuai dengan yang dijanjikan oleh islam.

Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian organisasi dan kultur organisasi berdasarkan contoh pandangan dari salah satu organisasi Islam di Indonesia ?
2.    Bagaimana pengertian organisasi dan kultur organisasi berdasarkan pandangan Ilmuan Barat ?
3.    Bagaimana contoh kultur organisasi berdasarkan konsep Islam ?
4.    Bagaimana contoh kultur organisasi berdasarkan konsep Barat ?
5.    Apa manfaat kultur organisasi yang berdasarkan konsep Islam ?

Tujuan
Untuk memberikan penjelasan mengenai pentingnya sebuah kultur organisasi yang dibangun berdasarkan konsep-konsep yang islami.

Pembahasan
A.  Pengertian Organisasi dan Kultur Organisasi Berdasarkan Pandangan Organisasi Islam.
Pengertian organisasi dalam makalah ini, penulis mengambil contoh dari pokok pikiran salah satu organisasi gerakan Islam di Indonesia yaitu Muhammadiyah, dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mendefinisikan organisasi sebagai ikatan yang permanen antara dua oknum atau lebih karena mempunyai tujuan yang sama dan masing masing-masing bersedia bekerja sama dalam melaksanakan usaha-usaha guna mencapai tujuan tersebut dengan peraturan dan pembagian pekerjaan yang teratur dan tertib. Pengertian tersebut didorong dari firman Allah SWT dalam surat Ali Imran 104, yang artinya :
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung".
Dari ayat tersebut, Muhammadiyah terinspirasi dengan kata segolongan, sehingga mengartikan organisasi adalah sekelompok orang yang mempunyai ikatan ideal, struktural, dan konstitusional  sehingga organisasi bisa dijadikan sebagai alat perjuangan Islam.
Adapun makna dari kultur organisasi dalam makalah ini penulis juga mengambil contoh dari pemahaman organisasi gerakan Islam Muhammadiyah, kultur dipahami sebagai pedoman hidup, yaitu seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber dari Al qur’an dan As sunnah yang menjadi pola tingkah laku sehingga tercermin kepribadian islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridhai oleh Allah SWT.
B.  Pengertian Organisasi dan Kultur Organisasi Berdasarkan Pandangan Ilmuan Barat.
Robbins dan Judge (2011) menjelaskan bahwa organisasi adalah unit sosial yang secara sadar dikoordinasikan, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi secara relative berkelanjutan untuk mencapai tujuan bersama atau serangkaian tujuan. Kreitner dan kinicki (2010) menjelaskan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang dikoordinasikan secara sadar dari aktivitas dua orang atau lebih. Dari penjelasan tersebut maka penulis menarik kesimpulan bahwa ilmuan barat memahami organisasi yaitu suatu kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki suatu tujuan tertentu, kemudian organisasi merupakan suatu sistem yang dikoordinasikan secara sadar.
Adapun makna dari kultur organisasi yaitu sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dangan organisasi lainnya atau karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi (Robbins dan Judge, 2008). Jadi penulis memahami bahwa kultur organisasi yang dimaksud adalah suatu kepercayaan, ritual/kegiatan, dan simbol khas dari suatu organisasi yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya.
C.  Kultur Organisasi Berdasarkan Konsep Islam.
Kultur organisasi yang dibangun dalam Islam haruslah mengacu kepada Al quran dan As-sunnah, sebagai contoh penulis akan menjelaskan  kultur dari salah satu organisasi Islam, yaitu Muhammadiyah. Kultur organisasi Muhammadiyah secara garis besar menekankan kepada dakwah amal ma’ruf Nahi Munkar, yaitu organisasi Muhammadiyah menekankan anggotanya untuk selalu menyampaikan kebajikan dan mencegah suatu kemungkaran. Kultur organisasi semacam ini tentu dilandasi dengan dasar al quran yaitu surat Ali Imran 104, yang artinya :
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung".
Muhammadiyah pada sisi lain dalam kultur organisasinya juga mengamalkan kandungan dari surat Al-maun, yang artinya :
“1.Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ? 2. Itulah orang  yang menghardik anak yatim 3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang yang miskin 4. Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat 5. Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya 6. Orang-orang yang berbuat Riya’ 7.  Dan enggan menolong dengan barang berguna”.
Surah Al-Ma'un memberikan pesan yang mendalam bagi organisasi Muhammadiyah, yaitu untuk tidak melupakan realitas kemanusiaan, tidak melupakan orang-orang miskin, anak-anak yatim, mereka yang perlu pertolongan, dan mereka yang terpinggirkan. Sehingga organisasi Muhammadiyah meyakini bahwa mengamalkan surah Al-Ma'un bukan berarti hanya membaca ayat ini berulang-ulang, ketika shalat atau ketika sedang tadarrus Al qur'an.  Akan tetapi dari pemahaman terhadap surat Al-Ma'un berarti secara praktis melakukan tindakan seperti memberi makan fakir miskin, membuka sekolah-sekolah untuk kemaslahan umat, mendirikan penolong kesengsaraan umum, dan yang lainnya. Sehingga secara kultur organisasi Muhammadiyah menekankan anggotanya untuk tidak hanya menjadi sebuah gerakan keagamaan yang bervisi dakwah amal ma’ruf nahi munkar, tetapi juga gerakan sosial yang bervisi kemanusiaan.
Dari contoh yang dibahas di atas, penulis memahami bahwa kultur organisasi dalam Islam sangat sempurna, artinya kultur organisasi yang dibangun berorientasi pada perpaduan antara kepentingan dakwah Islam dan gerakan sosial kemanusian
D.  Kultur Organisasi Berdasarkan Konsep Barat.
Robbins dan Judge (2008) menjelaskan bahwa hakikat dari kultur organisasi berdasarkan hasil penelitian memiliki tujuh karakteristik utama, yaitu :
1.    Inovasi dan keberanian mengambil resiko.
2.    Perhatian pada hal-hal rinci.
3.    Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil daripada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4.    Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi.
5.    Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada tim daripada individu.
6.    Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
7.    Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dalam perbandingan dengan pertumbuhan. 
Robbins dan Judge (2008) juga menjelaskan bahwa dalam studi terhadap 230 organisasi dari beragam industri di seluruh dunia, yang mana studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Organizational Dynamics. Studi tersebut menemukan bahwa aspek-aspek penting dari kultur organisasi yang kuat dan positif bagi keberhasilan organisasi pada umumnya meliputi :
1.    Pemberdayaan karyawan.
2.    Orientasi tim.
3.    Arah dan maksud strategis yang jelas.
4.    Visi yang kuat dan bisa dimengerti.
Secara umum studi tersebut menyimpukan bahwa memiliki kultur organisasi yang kuat dan produktif terkait erat dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan, profitabilitas, kepuasan karyawan, dan keseluruhan kinerja organisasi tanpa memandang di mana organisasi itu secara fisik berada.
Dari penjelasan di atas penulis menarik memahami bahwa dalam konsep barat, kultur organisasi yang berorientasi kepada inovasi, pengambilan resiko, hasil, orang, dan tim. Dan semua orientasi tersebut diperuntukan untuk mendapatkan kenerja dan kepuasan karyawan yang optimal.
E.   Manfaat kultur organisasi yang berdasarkan konsep Islam.
Membangun sebuah kultur organisasi yang konsepnya berdasakan Al qur’an dan As sunnah tentu akan memiliki point manfaat tersendiri bagi seorang Muslim. Menurut Mujib (2012) kepuasan kerja yang tinggi merupakan peran dari motivasi berprestasi, demikian juga motivasi berprestasi yang tinggi merupakan peran dari nilai-nilai budaya kerja dan religiusitas. Hal tersebut menurut penulis berarti budaya kerja dan religiusitas memberikan sebuah manfaat yang positif berupa motivasi berprestasi yang tinggi terhadap organisasi. Adapun beberapa manfaat lain yang juga bisa dirasakan yaitu :
1.    Ketika kultur tersebut dilaksanakan dengan niat ibadah ikhlas sebagai seorang hamba kepada Allah SWT tentu akan bernilai pahala.
2.    Konsep dari Al quran dan As sunnah atas izin Allah SWT akan menjanjikan kesuksesan yang haqiqi baik di dunia maupun di akhirat, contohnya : organisasi Muhammadiyah yang mengamalkan isi kandungan surat Al Maun, yaitu menekankan anggotanya untuk tidak hanya menjadi sebuah gerakan keagamaan yang bervisi dakwah amal ma’ruf Nahi Munkar, tetapi juga gerakan sosial yang bervisi kemanusiaan, sehingga atas izin dan karunia Allah SWT saat ini organisasi Muhammadiyah telah memiliki banyak amal usaha yang bermanfaat untuk kepentingan orang banyak dan umat Islam secara khususnya.
3.    Tidak ada satupun ajaran Islam yang apabila dilaksanakan dengan tepat akan membuat kultur organisasi yang merusak, baik bagi anggotanya, organisasinya, ataupun lingkungan organisasi itu berada.
Dari point di atas menurut penulis dapat difahami bahwasa ajaran islam yang diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan secara kaafah, terutama secara khusus dalam konteks kultur organisasi akan membawa kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia.

KESIMPULAN
Islam merupakan agama Allah SWT yang menjadi hidayah dan rahmat bagi alam semesta. Ajaran Islam menyentuh segala lini kehidupan umat manusia, dimana Al qur’an dan As sunnah sebagai sumber rujukan utama. Taat dan tunduk kepada Allah SWT adalah kewajiban bagi setiap makhluk termasuk manusia, maka dari itu segala yang dilakukan oleh makhluk di atas bumi ini hendaknya bersumber dari Allah SWT dan sebagai ibadah diperuntukkan hanya untuk Allah SWT.
 Makalah ini telah menjelaskan mengenai bagaimana ajaran Islam menjadi sumber rujukan utama bagi seorang muslim dalam membentuk kultur dalam sebuah organisasi. Terdapat perbedaan kultur yang sangat jelas antara organisasi yang bernafaskan Islam dengan organisisasi  di luar Islam. Islam membangun kultur organisasinya tidak hanya mengedepakan aspek kepentingan organisasi itu sendiri, melainkan Islam juga memperhatikan bagaimana aspek kesejahteraan di mana organisasi itu berada.
Dalam perkembangan organisasi di dunia saat ini, banyak sekali organisasi yang dibangun hanya untuk mengedepankan kepentingan dan keuntungan bagi organisasi itu sendiri. Kultur organisasi yang dibangun tanpa adanya aturan agama, sehingga membuat organisasi tersebut bertindak sesuka hati, seperti merusak alam, mempekerjakan manusia tanpa hati nurani, dan lain sebagainya. Pada akhirnya  disadari atau tidak oleh mereka, hal tersebut telah membawa kerusakan dan permasalahan di muka bumi. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al qur’an, yang artinya :
 “Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan maksiat manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS Ar Ruum:41).”
Islam datang sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Apabila seorang muslim menjadikan Al quran dan As sunnah sebagai pedoman hidupnya, termasuk dalam membangun kultur organisasi yang Islami dalam kehidupannya, maka Allah SWT telah menjajikan pahala atas ibadah tersebut, kesuksesan hidup dunia dan akhirat, dan dihindarkan dari prilaku yang merusak. Wallahualam.


DAFTAR PUSTAKA

Hambali (2006). Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.

Ilyas (2014). Organisasi dalam Al qur’an. Artikel dari https://syukrihaekal03.wordpress.com/tag/organisasi-dalam-perspektif-al-quran.

Kreitner & Kinicki. (2005). Perilaku Organisasi, Terjemahan: Erly Suandy. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Mujib (2012). Motivasi Berprestasi sebagai Mediator Kepuasan Kerja. Jurnal Psikologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Di unduh dari http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/151


Robbins & Judge.(2008). Perilaku Organisasi. Edisi 12-buku2. Terjemahan : Angelica, cahyani, & Rosyid. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar