ISLAM
DAN KULTUR ORGANISASI
Oleh
:
ALFIANNOR
LUTHFI HASAIN
21150700000020
Latar
Belakang
Islam
merupakan agama Allah yang menjadi hidayah dan rahmat sepanjang masa bagi umat
manusia. Ajaran Islam tercantum dalam Al qur’an dan sunnah Nabi yang shohih, yang mana ajaran tersebut berupa
perintah, larangan, dan petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat.
Ajaran Islam yang diimani, difahami, dihayati, dan diamalkan secara kaafah maka akan menjamin kesejahteraan
hidup baik secara materiil maupun spiritual. Islam secara menyeluruh telah
mengatur mengenai aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah duniawiyah umat manusia, sehingga Islam merupakan
satu-satunya agama yang sempurna yang diridhai Allah dan menjadi rahmat bagi
alam semesta.
Pernyataan
di atas merujuk pada firman Allah SWT dalam Al qur’an, yang artinya :
“Dan Kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”
(Q. S. An-Nahl: 89).
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (QS.Al-Anbiya :107)
Islam
sebagai agama yang menjadi hidayah dan rahmat bagi alam semesta, maka segala
aspek dalam kehidupan ini tentu tidak luput dari sorotan Islam, termasuk tema
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu mengenai Islam dan kultur
organisasi. Islam sangat memperhatikan akan keberadaan sebuah organisasi, dalam
al quran surat As-Saff ayat 4 Allah SWT berfirman, yang artinya :
”Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Ayat Al quran di atas terdapat kata shaff yang menurut al-Qurtubi (dalam Ilyas 2014) adalah menyuruh masuk dalam sebuah
barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan. Artinya
dapat difahami bahwa Islam memberikan petunjuk mengenai pentingnya organisasi
untuk mengatur kehidupan agar mampu mencapai suatu tujuan. Terlepas dari
pentingnya organisasi menurut Islam, perkembangan dunia saat ini tidak bisa
dipungkiri bahwa peranan organisasi sangatlah menentukan, misalnya perkembangan
dunia pada bidang tekhnologi komunikasi, sehingga akses komunikasi dari satu
tempat ke tempat yang lain menjadi sangat mudah, hal tersebut dikarenakan
adanya sebuah organisasi yang sangat konsen untuk mengambangkan tekhnologi pada
bidang komunikasi. Manfaat yang diperoleh dari keberadaan sebuah organisasi
tentu sangat berdampak positif bagi kehidupan umat manusia, akan tetapi fakta
lain juga menyebutkan bahwa organisasi juga memberikan dampak yang negatif
apabila disalah gunakan wewenang dan tujuannya. Kejahatan yang terorganisir
akan jauh lebih memberikan kerusakan bagi alam semesta, misalnya penebangan dan
pembakaran hutan oleh sekelompok orang yang terorganisir dengan baik, tentu
akan memberikan dampak yang sangat signifikan pada kerusakan alam. Hal tersebut
sesuai dengan perkataan dari Ali bin Abi Thalib yaitu kebenaran yang tidak diorganisir dapat
dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisir.
Peranan sebuah organisasi tentu
sangat dipengaruhi dari kultur yang dibangun dalam organisasi tersebut. Islam sebagai
agama yang memberikan hidayah dan rahmat bagi alam semesta tentu telah
memberikan arahan agar sebuah organisasi dijalankan dengan cara yang baik dan
tepat sesuai dengan panduan al quran dan as-sunnah. Sebagai seorang muslim
sudah seharusnya ketika membangun sebuah organisasi maka idealnya konsep al
qur’an harus dijadikan rujukan utama, sehingga kultur di dalamnya menjadi
islami dan peranan organisasi tersebut
menjadi rahmat bagi kehidupan sesuai dengan yang dijanjikan oleh islam.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian organisasi dan kultur organisasi berdasarkan contoh pandangan dari
salah satu organisasi Islam di Indonesia ?
2.
Bagaimana
pengertian organisasi dan kultur organisasi berdasarkan pandangan Ilmuan Barat
?
3.
Bagaimana
contoh kultur organisasi berdasarkan konsep Islam ?
4.
Bagaimana
contoh kultur organisasi berdasarkan konsep Barat ?
5.
Apa
manfaat kultur organisasi yang berdasarkan konsep Islam ?
Tujuan
Untuk memberikan penjelasan mengenai pentingnya sebuah kultur
organisasi yang dibangun berdasarkan konsep-konsep yang islami.
Pembahasan
A. Pengertian Organisasi dan Kultur Organisasi
Berdasarkan Pandangan Organisasi Islam.
Pengertian organisasi dalam makalah ini, penulis mengambil contoh
dari pokok pikiran salah satu organisasi gerakan Islam di Indonesia yaitu
Muhammadiyah, dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mendefinisikan
organisasi sebagai ikatan yang permanen antara dua oknum atau lebih karena
mempunyai tujuan yang sama dan masing masing-masing bersedia bekerja sama dalam
melaksanakan usaha-usaha guna mencapai tujuan tersebut dengan peraturan dan
pembagian pekerjaan yang teratur dan tertib. Pengertian tersebut didorong dari
firman Allah SWT dalam surat Ali Imran 104, yang artinya :
"Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang makruf, dan
mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung".
Dari
ayat tersebut, Muhammadiyah terinspirasi dengan kata segolongan, sehingga
mengartikan organisasi adalah sekelompok orang yang mempunyai ikatan ideal,
struktural, dan konstitusional sehingga
organisasi bisa dijadikan sebagai alat perjuangan Islam.
Adapun makna dari kultur organisasi
dalam makalah ini penulis juga mengambil contoh dari pemahaman organisasi
gerakan Islam Muhammadiyah, kultur dipahami sebagai pedoman hidup, yaitu
seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber dari Al qur’an dan As sunnah
yang menjadi pola tingkah laku sehingga tercermin kepribadian islami menuju
terwujudnya masyarakat utama yang diridhai oleh Allah SWT.
B. Pengertian Organisasi dan Kultur Organisasi
Berdasarkan Pandangan Ilmuan Barat.
Robbins dan Judge (2011) menjelaskan bahwa organisasi adalah unit
sosial yang secara sadar dikoordinasikan, terdiri dari dua orang atau lebih
yang berfungsi secara relative berkelanjutan untuk mencapai tujuan bersama atau
serangkaian tujuan. Kreitner dan kinicki (2010) menjelaskan bahwa organisasi
adalah suatu sistem yang dikoordinasikan secara sadar dari aktivitas dua orang
atau lebih. Dari penjelasan tersebut maka penulis menarik kesimpulan bahwa ilmuan
barat memahami organisasi yaitu suatu kumpulan yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang memiliki suatu tujuan tertentu, kemudian organisasi merupakan suatu
sistem yang dikoordinasikan secara sadar.
Adapun makna dari kultur organisasi yaitu sebuah sistem makna
bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut
dangan organisasi lainnya atau karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh
organisasi (Robbins dan Judge, 2008). Jadi penulis memahami bahwa kultur
organisasi yang dimaksud adalah suatu kepercayaan, ritual/kegiatan, dan simbol
khas dari suatu organisasi yang membedakan satu organisasi dengan organisasi
lainnya.
C. Kultur Organisasi Berdasarkan Konsep Islam.
Kultur
organisasi yang dibangun dalam Islam haruslah mengacu kepada Al quran dan
As-sunnah, sebagai contoh penulis akan menjelaskan kultur dari salah satu organisasi Islam,
yaitu Muhammadiyah. Kultur organisasi Muhammadiyah secara garis besar
menekankan kepada dakwah amal ma’ruf Nahi Munkar, yaitu organisasi Muhammadiyah
menekankan anggotanya untuk selalu menyampaikan kebajikan dan mencegah suatu
kemungkaran. Kultur organisasi semacam ini tentu dilandasi dengan dasar al
quran yaitu surat Ali Imran 104, yang artinya :
"Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang makruf, dan
mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung".
Muhammadiyah pada
sisi lain dalam kultur organisasinya juga mengamalkan kandungan dari surat
Al-maun, yang artinya :
“1.Tahukah kamu orang yang mendustakan agama
? 2. Itulah orang yang menghardik
anak yatim 3. Dan tidak menganjurkan
memberi makan orang yang miskin 4. Maka
kecelakaanlah bagi orang yang shalat 5. Yaitu
orang-orang yang lalai dari shalatnya 6. Orang-orang yang berbuat Riya’ 7.
Dan enggan menolong dengan barang
berguna”.
Surah
Al-Ma'un memberikan pesan yang mendalam bagi organisasi Muhammadiyah, yaitu
untuk tidak melupakan realitas kemanusiaan, tidak melupakan orang-orang miskin,
anak-anak yatim, mereka yang perlu pertolongan, dan mereka yang terpinggirkan.
Sehingga organisasi Muhammadiyah meyakini bahwa mengamalkan surah Al-Ma'un
bukan berarti hanya membaca ayat ini berulang-ulang, ketika shalat atau ketika
sedang tadarrus Al qur'an. Akan
tetapi dari pemahaman terhadap surat Al-Ma'un berarti secara praktis melakukan
tindakan seperti memberi makan fakir miskin, membuka sekolah-sekolah untuk
kemaslahan umat, mendirikan penolong kesengsaraan umum, dan yang lainnya.
Sehingga secara kultur organisasi Muhammadiyah menekankan anggotanya untuk
tidak hanya menjadi sebuah gerakan keagamaan yang bervisi dakwah amal ma’ruf nahi munkar, tetapi juga
gerakan sosial yang bervisi kemanusiaan.
Dari
contoh yang dibahas di atas, penulis memahami bahwa kultur organisasi dalam
Islam sangat sempurna, artinya kultur organisasi yang dibangun berorientasi
pada perpaduan antara kepentingan dakwah Islam dan gerakan sosial kemanusian
D. Kultur Organisasi Berdasarkan Konsep Barat.
Robbins
dan Judge (2008) menjelaskan bahwa hakikat dari kultur organisasi berdasarkan
hasil penelitian memiliki tujuh karakteristik utama, yaitu :
1.
Inovasi
dan keberanian mengambil resiko.
2.
Perhatian
pada hal-hal rinci.
3.
Orientasi
hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil daripada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4.
Orientasi
orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari
hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi.
5.
Orientasi
tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada tim daripada
individu.
6.
Keagresifan.
Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
7.
Stabilitas.
Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo
dalam perbandingan dengan pertumbuhan.
Robbins
dan Judge (2008) juga menjelaskan bahwa dalam studi terhadap 230 organisasi
dari beragam industri di seluruh dunia, yang mana studi tersebut diterbitkan
dalam jurnal Organizational Dynamics.
Studi tersebut menemukan bahwa aspek-aspek penting dari kultur organisasi yang
kuat dan positif bagi keberhasilan organisasi pada umumnya meliputi :
1.
Pemberdayaan
karyawan.
2.
Orientasi
tim.
3.
Arah dan
maksud strategis yang jelas.
4.
Visi yang
kuat dan bisa dimengerti.
Secara umum studi tersebut
menyimpukan bahwa memiliki kultur organisasi yang kuat dan produktif terkait
erat dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan, profitabilitas, kepuasan
karyawan, dan keseluruhan kinerja organisasi tanpa memandang di mana organisasi
itu secara fisik berada.
Dari
penjelasan di atas penulis menarik memahami bahwa dalam konsep barat, kultur
organisasi yang berorientasi kepada inovasi, pengambilan resiko, hasil, orang,
dan tim. Dan semua orientasi tersebut diperuntukan untuk mendapatkan kenerja
dan kepuasan karyawan yang optimal.
E.
Manfaat
kultur organisasi yang berdasarkan konsep Islam.
Membangun
sebuah kultur organisasi yang konsepnya berdasakan Al qur’an dan As sunnah
tentu akan memiliki point manfaat tersendiri bagi seorang Muslim. Menurut Mujib
(2012) kepuasan kerja yang tinggi merupakan peran dari motivasi berprestasi,
demikian juga motivasi berprestasi yang tinggi merupakan peran dari nilai-nilai
budaya kerja dan religiusitas. Hal tersebut menurut penulis berarti budaya
kerja dan religiusitas memberikan sebuah manfaat yang positif berupa motivasi
berprestasi yang tinggi terhadap organisasi. Adapun beberapa manfaat lain yang
juga bisa dirasakan yaitu :
1.
Ketika
kultur tersebut dilaksanakan dengan niat ibadah ikhlas sebagai seorang hamba
kepada Allah SWT tentu akan bernilai pahala.
2.
Konsep
dari Al quran dan As sunnah atas izin Allah SWT akan menjanjikan kesuksesan
yang haqiqi baik di dunia maupun di
akhirat, contohnya : organisasi Muhammadiyah yang mengamalkan isi kandungan
surat Al Maun, yaitu menekankan anggotanya untuk tidak hanya menjadi sebuah
gerakan keagamaan yang bervisi dakwah amal ma’ruf Nahi Munkar, tetapi juga
gerakan sosial yang bervisi kemanusiaan, sehingga atas izin dan karunia Allah
SWT saat ini organisasi Muhammadiyah telah memiliki banyak amal usaha yang
bermanfaat untuk kepentingan orang banyak dan umat Islam secara khususnya.
3.
Tidak ada
satupun ajaran Islam yang apabila dilaksanakan dengan tepat akan membuat kultur
organisasi yang merusak, baik bagi anggotanya, organisasinya, ataupun
lingkungan organisasi itu berada.
Dari
point di atas menurut penulis dapat difahami bahwasa ajaran islam yang diimani,
difahami, dihayati, dan diamalkan secara kaafah,
terutama secara khusus dalam konteks kultur organisasi akan membawa
kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia.
KESIMPULAN
Islam
merupakan agama Allah SWT yang menjadi hidayah dan rahmat bagi alam semesta.
Ajaran Islam menyentuh segala lini kehidupan umat manusia, dimana Al qur’an dan
As sunnah sebagai sumber rujukan utama. Taat dan tunduk kepada Allah SWT adalah
kewajiban bagi setiap makhluk termasuk manusia, maka dari itu segala yang
dilakukan oleh makhluk di atas bumi ini hendaknya bersumber dari Allah SWT dan
sebagai ibadah diperuntukkan hanya untuk Allah SWT.
Makalah ini telah menjelaskan mengenai
bagaimana ajaran Islam menjadi sumber rujukan utama bagi seorang muslim dalam
membentuk kultur dalam sebuah organisasi. Terdapat perbedaan kultur yang sangat
jelas antara organisasi yang bernafaskan Islam dengan organisisasi di luar Islam. Islam membangun kultur
organisasinya tidak hanya mengedepakan aspek kepentingan organisasi itu
sendiri, melainkan Islam juga memperhatikan bagaimana aspek kesejahteraan di
mana organisasi itu berada.
Dalam
perkembangan organisasi di dunia saat ini, banyak sekali organisasi yang
dibangun hanya untuk mengedepankan kepentingan dan keuntungan bagi organisasi
itu sendiri. Kultur organisasi yang dibangun tanpa adanya aturan agama,
sehingga membuat organisasi tersebut bertindak sesuka hati, seperti merusak
alam, mempekerjakan manusia tanpa hati nurani, dan lain sebagainya. Pada
akhirnya disadari atau tidak oleh
mereka, hal tersebut telah membawa kerusakan dan permasalahan di muka bumi.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al qur’an, yang artinya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan
disebabkan karena perbuatan tangan maksiat manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar
mereka kembali ke jalan yang benar (QS Ar Ruum:41).”
Islam
datang sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Apabila seorang muslim
menjadikan Al quran dan As sunnah sebagai pedoman hidupnya, termasuk dalam
membangun kultur organisasi yang Islami dalam kehidupannya, maka Allah SWT
telah menjajikan pahala atas ibadah tersebut, kesuksesan hidup dunia dan
akhirat, dan dihindarkan dari prilaku yang merusak. Wallahualam.
DAFTAR
PUSTAKA
Hambali
(2006). Ideologi dan Strategi
Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.
Ilyas (2014). Organisasi dalam Al qur’an. Artikel dari https://syukrihaekal03.wordpress.com/tag/organisasi-dalam-perspektif-al-quran.
Kreitner
& Kinicki. (2005). Perilaku
Organisasi, Terjemahan: Erly Suandy. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Mujib (2012). Motivasi Berprestasi sebagai Mediator Kepuasan
Kerja. Jurnal Psikologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Di unduh dari
http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/151
Robbins & Judge.(2008). Perilaku Organisasi. Edisi 12-buku2.
Terjemahan : Angelica, cahyani, & Rosyid. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar