Kamis, 25 Februari 2016

ISLAM DAN MOTIVASI HIDUP (UMMI FADHILAH ROMSI)

ISLAM DAN MOTIVASI HIDUP
UMMI FADHILAH ROMSI

A.    Motivasi Dalam Pandangan Psikologi Barat

Motivasi adalah suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan suatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Tanpa motivasi seseorang cenderung untuk bermalas-malasan perlunya motivasi dalam diri seseorang  sebagai pendorong, kemampuan, menentukan arah dan menyeleksi tingkah laku. Adapun kemampuan itu sendiri merupakan tenaga untuk melakukan suatu perbuatan yang di hasilkan dari bawaan sejak lahir atau dari hasil pengalaman.  Di kalangan para ahli muncul berbagai pendapat tentang motivasi diantaranya:
1.   Motivasi Maslow (Hirarki kebutuhan)
Teori Maslow Maslow, membagi kebutuhan manusia sebagai berikut: 
a.       Kebutuhan Fisiologis 
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b.      Kebutuhan Rasa Aman 
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja. 
c.       Kebutuhan Sosial 
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya. 

d.      Kebutuhan Penghargaan 
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang. 
e. . Kebutuhan Aktualisasi diri 
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan
dan keahliannya. 
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil. 
2.      Motivasi ber Prestasi dari Mc. Clelland 
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu : 
a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung  jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. 
b .Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat. 
c.  Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang
     ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. 
3.      Motivasi menurut Sigmund Freud
Menurut Freud berdasarkan teori psikoanalisa menyatakan bahwa sebuah tingkah laku digerakkan dan dimotivasi oleh sebuah energi yang di bawa sejak lahir. Freud membagi kepribadian menjadi 3 aspek yaitu :
1.      Id yaitu aspek biologis
2.      Ego yaitu aspek psikologis
3.      Super Ego yaitu aspek sosiologis
Energi yang menggerakkan tingkah laku adalah libido. Libido merupakan energy yang di pakai oleh insting-insting hidup untuk menjalankan tugasnya.Insting hidup menurut Freud adalah seks yang bertempat di dalam Id. Libido di artikan  juga energy yang secara  bergantian memotivasi tingkah laku lahiriah maupun batiniah.
Berbagai bentuk motivasi yang di jelaskan oleh beberapa tokoh psikologi barat bersifat duniawi dan bersifat jangka pendek. Mereka beranggapan bahwa kehidupan setelah di dunia sudah berakhir sehingga apa yang  di lakukan tidak terencana dengan baik kalaupun tujuan sudah  tercapai namun hakikatnya semua seperti sia-sia. Motivasi menjadi pengarah dan pembimbing tujuan hidup seseorang, sehingga ia mampu mengatasi inferioritas yang benar-benar dirasakan dan mencapai superioritas yang lebih baik. Makin tinggi motivasi hidup seseorang, maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif..Menurut DR. Abdul Mujib pada dasarnya motivasi dalam Islam tidak terlepas dari tahapan kehidupan manusia yaitu:
1.      Pra- kehidupan  (Alam Perjanjian/”Alam Alastu)
Pada alam ini terdapat rencana dan design Tuhan yang memotivasi kehidupan manusia di dunia. Isi motivasinya mengandung amanah yang besar berkaitan dengan tugas dan peran kehidupan manusia di dunia. Sebagaimana firman Allah (QS. Az-Zariat: 56)
                              وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
2.      Kehidupan Dunia
Kehidupan di dunia adalah bentuk aktualisasi atau realisasi diri terhadap amanah yang telah diberikan ketika alam pra kehidupan. Kualitas seseorang di tentukan oleh kualitas pemenuhan amanah yang diberikan
3.      Pasca- Kehidupan (Yaum al-akhirah)
Pada kehidupan ini setiap individu dimintai pertanggung jawaban atas pemberian amanah selama di dunia apakah sudah sesuai dengan pedoman Al-Qur’an dan Hadits.
Sebagaimana firman Allah (QS. Al-Ahzab: 72)
إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَهَا
          وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومٗا جَهُولٗا ٧٢    
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

Amanah dalam arti etimologi berarti kepercayaan atau titipan. Sedangkan maksud amanah adalah titipan atau kepercayaan Allah  yang di bebankan (taklif) kepada manusia untuk menjadi hamba dan khalifah di muka bumi. Motivasi ada karena di dahului niat yang kuat. Miftah Faridl berpendapat bahwa niat bisa diartikan dengan motif , karena pengertian niat ada dua pengertian yaitu getaran batin untuk menentukan jenis perbuatan ibadah seperti sholat Niat yang kedua dalam arti tujuan adalah maksud dari sesuatu perbuatan (motif). Pada prakteknya kata motivasi dan niat hampir sama–sama dipakai dengan arti yang sama, yaitu bisa kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dorongan (drive) atau kekuatan. Manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk beribadah pada Allah Semua aspek kehidupan bisa bernilai ibadah ketika diniatkan karena
Motivasi yang kuat akan melahirkan perilaku yang kuat dalam upaya mencapai harapan dan tujuan. Perilaku bisa di artikan juga sebagai ikhtiar, Ikhtiar – dalam bahasa Arab – berakar dari kata khair, yang artinya baik. Maka, segala sesuatu baru bisa dipandang sebagai ikhtiar yang benar jika di dalamnya mengandung unsur kebaikan. Ikhtiar bukan sekadar usaha yang bebas dipilih dan ditentukan sendiri, namun ia adalah bagian dari upaya sangat serius untuk memperoleh kepastian spiritual dalam segala pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa       Ikhtiar atau usaha merupakan suatu langkah atau perbuatan manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya atau yang dicita-citakannya.Dalam berikhtiar, manusia tidak perlu memikirkan tentang takdir yang akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik. Allah swt telah berfirman bahwa nasib suatu kaum/umat akan berubah apabila umat/kaum itu sendiri yang merubahnya. Allah berfirman dalam Surat Ar-Ra’ad : 11

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ ١١
“ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”
Dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa motivasi aktivitas hidup seseorang. Namun motivasi yang dapat dibenarkan adalah :
1.      Tidak ada motivasi atau tendensi apapun dalam ibadah, hidup dan mati ini kecuali semata-mata karena Allah. Firman Allah SWT:
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya: Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(QS Al-An’am :162)
2.      Semata-mata ikhlas karena Allah SWT, sebab hal itu merupakan bentuk beragama yang benar. Firman Allah SWT:
وَمَآ أُمِرُوْ~ا إِلاَّ لِيَعْبُدُوْااللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَوةَ وَيُؤْتُوْا االزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُالْقَيِّمَةِ {5}
Artinya: padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS Al-Bayyinah: 5)
3.      Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat dan terhindar dari siksaan api neraka. Firman Allah:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
Artinya: “Dan diantara mereka ada orang yang bendo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Dari beberapa penjelasan yang berkaitan dengan motivasi hidup dapat di tarik pemahaman bahwa motivasi yang di kemukakan para ahli psikologi barat hanyalah untuk memuaskan nafsu yang bersifat keduniawian saja sehingga esensi ketercapaian tujuan hanya bersifat sementara, sedangkan dalam Islam setiap manusia sejak di alam ajali sudah memiliki amanah yang besar dari sang pencipta untuk bisa menjalankan perannya sebagai khalifah di dunia sehingga lahirlah motivasi hidup yang di dahului dengan niat di aplikasikan dalam bentuk ikhtiar dan hasil sepenuhnya dikembalikan kepada sang maha Khalik semua semata-mata di lakukan dalam kerangka ibadah untuk mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan. 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, M.Ag. Nuansa-Nuansa  Psikologi Islam,  Jakarta :  PT Raja Grafindo Persada, 2001.

Hurlock,Elizabeth B, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga 1991. 

Maslow, Abraham H, Motivation and Personality, New York: Harper and Row Pub

Tidak ada komentar:

Posting Komentar